JAMBIAN.ID - Saat ini manusia dan Bumi tengah dihadapkan pada Triple Planetary Crisis atau krisis tiga planet. Dimana tiga masalah besar utama yakni perubahan iklim, polusi udara atau limbah, dan hilangnya keanekaragaman hayati tengah menghantam Bumi dan manusia.
Ketiga permasalahan besar ini terjadi bukan karena tanpa sebab, ini adalah ganjaran dari apa yang tengah dilakukan penghuni Bumi 'manusia' dalam kurun waktu yang tak sebentar.
Jeritan kini terdengar semakin nyaring, kematian akibat polusi udara berada dititik yang menghawatirkan, krisis air bersih mulai dirasakan terutama daerah yang sudah lama tak dihujani, hingga rusaknya ekosistem akibat punahnya beberapa spesies tumbuhan dan hewan.
Baca Juga: Penggunaan Asbes di Luar Negeri Dilarang karena Memicu Kanker Paru-paru, Indonesia Kapan?
Perubahan Iklim
Perubahan iklim sendiri mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca yang akan dirasakan dalam jangka panjang. Aktivitas dari manusia menjadi penyebab utama terjadinya perubahan iklim, seperti penggunaan energi industri, pembakaran bahan bakar fosil, dan transportasi.
Determinan sosial kesehatan, seperti ketersediaan makanan yang bergizi, air bersih, tempat tinggal yang aman, dipengaruhi oleh perubahan iklim yang terjadi, oleh karenanya kelompok yang akan rentan terdampak adalah perempuan, anak-anak, orang tua, rumah tangga miskin, dan penyandang disabilitas, dan masyarakat penghuni daerah rawan bencana.
Polusi Udara atau Limbah
Dikutip dari laman UNFCCC, tercatat sebanyak 73 juta orang meninggal setiap tahunnya yang diakibatkan oleh polusi. Dan juga 9 dari 10 orang di seluruh dunia menghirup udara dengan kandungan polutan yang tinggi. Polusi sendiri diakibatkan dari kegiatan industri, pabrik, kebakaran hutan, transportasi, rumah tangga, dan pembakaran sampah.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) menyebutkan 92% penduduk dunia terpapar polusi udara, dan sebanyak 7 juta kematian disebabkan oleh polusi udara, dengan 2 juta diantaranya adalah kawasan Asia Tenggara.