Network
JAMBIAN.ID - Idul Adha menjadi momen istimewa bagi umat Islam, tak hanya bagi yang berkurban, tapi juga bagi para penjagal hewan kurban. Di balik momen penuh khusyuk ini, tersimpan kisah-kisah unik para penjagal yang penuh dedikasi dan tak terduga.
Mbak Inah dengan percaya diri meyakinkan kaum lelaki untuk menjadi penjagal hewan kurban. Awalnya terjadi banyak penolakan, lantaran dia seorang perempuan, bahkan masyarakat awam meragukan sah atau tidaknya ibadah kurban, apabila dijagal seorang perempuan.
Di tengah dominasi penjagal pria, Mbak Inah menunjukkan bahwa wanita juga mampu dalam bidang ini. Mbak Inah sudah 10 tahun menjadi penjagal hewan kurban. Ia mengaku, awalnya banyak yang meragukan kemampuannya.
Baca Juga: Menyelami Keagungan Masjid Syekh Ustman Tungkal: Warisan Spiritual di Tungkal
Namun, dengan kerja keras dan keteguhannya, Mbak Inah berhasil membuktikan bahwa ia mampu menyembelih hewan kurban dengan baik dan sesuai syariat. Persyaratan untuk menjagal kurban bukan lelaki atau perempuan, melainkan memenuhi syarat serta mengetahui bagaimana cara penyembelihan hewan yang benar menurut syariat Islam.
"Penyembelih hewan kurban haruslah seorang muslim dan membaca bismilah ketika akan menyembelih," kata Ketua Komisi Fatwa MUI Kota Malang, KH Chamzawi dikutip dari laman malangkota.go.id, Minggu (16/6/2024).
Ia menuturkan tata cara penyembelihan hewan kurban harus dapat memutus saluran makanan, napas dan urat nadi yang ada di leher hewan, agar hewan kurban mati dengan cara halal dan tidak menyiksa.
Dalam kegiatan sosialisasi tata cara penyembelihan hewan kurban yang dihadiri pengurus masjid dan ibu kelompok PKK se Kota Malang, di Hotel Savana ia menyebut kaum hawa pun diperbolehkan.
"Yang penting itu punya keberanian, sesuai syariat, cukup syaratnya. Maka ya tidak masalah kan, perempuan menyembelih hewan kurban," katanya.
