JAMBIAN.ID - Para era 1990-an beredar mitos di masyarakat bagi seseorang yang meludah ketika Orang Rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) lewat di dekatnya, dapat terkena karma 'sihir'. Kepercayaan karma sihir berupa orang yang meludah akan mengikuti Orang Rimba ke mana pun pergi dan tidak bisa terlepas selama-lamanya.
Mulai dari anak kecil sampai orang dewasa akhirnya tidak berani memandang rendah Orang Rimba. Pasalnya cerita-cerita tentang nasib pelaku yang meludah ketika dekat dengan Orang Rimba, akan mengikuti Orang Rimba ke dalam hutan dan tak pernah kembali.
"Mitos meludah dekat Orang Rimba ini memiliki sisi positif, akhirnya banyak orang lebih menghargai Orang Rimba dan tidak memandang rendah," kata Muhammad Hasyim, Kepala Adat di Desa Gurun Tuo, Jumat 29 Desember 2023.
Baca Juga: Sejarah Rokok di Orang Rimba, Tembakau Berasal dari Suku Indian
Mitos meludah ini, kata Hasyim begitu kuat beredar di masyarakat khususnya Kecamatan Pauh dan Mandiangin. Pasalnya daeah ini memang merupakan ruang jelajah Orang Rimba ketika melangun.
Ketika melangun dan sedang melakukan perjalanan jauh terkadang Orang Rimba tidak menemukan sumber air bersih, untuk mandi. Sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap, ketika berdekatan dengannya.
Namun dengan adanya mitos tersebut, seseorang yang berjumpa dengan Orang Rimba harus menahan diri dan tidak meludah atau menunjukkan ekspresi tidak suka yang bernada merendahkan.
Dengan begitu, mitos meludah adalah kearifan dari orangtua dahulu, untuk saling menghargai ketika hidup berdampingan dengan masyarakat adat Orang Rimba, yang memang kehidupannya bergantung dengan hutan.
"Mereka hidup dalam hutan. Jadi memang secara kebiasaan berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Namun dalam mitos meludah ini adalah kearifan untuk merawat perbedaan, agar tidak saling merendahkan sesama mahluk Tuhan," kata Hasyim menegaskan.
Baca Juga: Alasan Orang Rimba Kecanduan Rokok, Mulai dari Malas Bekerja Sampai Emosi Tak Stabil