Sejarah Perjuangan Kolonel Abundjani: Habis Peluru, Patah Pedang, Pantang Menyerah

- 12 November 2023, 20:16 WIB
Proses pengangkatan bangkai pesawat perang Catalina RI 005 dari dasar Sungai Batanghari bukti sejarah perjuangan Kolonel Abundjani
Proses pengangkatan bangkai pesawat perang Catalina RI 005 dari dasar Sungai Batanghari bukti sejarah perjuangan Kolonel Abundjani /JAMBIAN.ID/Facebook Anak Melayu Jambi

JAMBIAN.ID - Pemerintah belum menetapkan Kolonel Abundjani sebagai pahlawan nasional tahun 2023. Tetapi sejarah perjuangan Kolonel Abundjani 'habis peluru, patah pedang dan pantah menyerah' telah mengobarkan semangat para pejuang yang dia pimpin untuk mengusir penjajah dari bumi Jambi.

Sejarah perjuangan kolonel Abundjani bermula dari perang melawan Belanda pada tahun 1947 saat agresi I tentara Belanda. Ia berhasil mempertahankan sebagian besar daerah Jambi, khususnya Kota Jambi dari aksi pendudukan kembali oleh tentara Belanda.

"Pembelian pesawat Catalina RI 005 sangat penting, dalam sejarah perjuangan kolonel Abundjani," kata Sejahrawan dari Universitas Jambi, Irhas Fansuri Mursal, Minggu (12/11/2023).

Baca Juga: Kolonel Abundjani Ditolak Pemerintah Pusat Jadi Pahlawan Nasional Tahun 2023

Ia mengatakan pesawat itu membantu negara Indonesia yang telah digempur pasukan Belanda, hampir di seluruh pelosok negeri. Pesawat pada masa pertempuan berguna untuk menghubungkan ibukota Indonesia di Yogyakarta dengan Kota Bukit Tinggi, yang kemudian menjadi ibukota darurat pada masa perang.

Sebelum membeli pesawat ini, pejuang Jambi memang mengalami kesulitan peralatan perang. Abunjani pun berinisiatif mendirikan Badan Keuangan Perjuangan guna memobilisasi perdagangan karet dari Jambi ke Singapura.

Keuntungan dari perdagangan karet ini, kemudian sekitar 10 persen disisihkan untuk dana perjuangan. Usaha tersebut selain untuk membantu perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI.

Penyisihan keuntungan ini, kemudian digunakan untuk sewa-beli pesawat Catalina (RI 05) sebagai pesawat penghubung ke Bukittinggi atau ke Yogyakarta ibu kota RI pada masa perang yang berkecamuk.

Baca Juga: Kisah Huang Dafa, Lansia yang Membelah 3 Gunung Sepanjang 10 Kilometer demi Air

“Tidak hanya itu, keuntungan perdagangan karet juga untuk memasok perlengkapan dan perbekalan pasukan, serta mendukung perdagangan barter komoditi lada, vanili dan karet,” tulis Irhas dalam dokumen usulan pahlawan nasional dari Jambi.

Halaman:

Editor: Suwandi Wendy


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah