Kabar Gembira, Luas Hutan Bertambah Berkat Perhutanan Sosial Dampingan Warsi

- 5 Januari 2024, 17:58 WIB
Masyarakat adat di Desa Rantau Kermas, Kabupaten Merangin mengelola hutan yang terus bertambah luas
Masyarakat adat di Desa Rantau Kermas, Kabupaten Merangin mengelola hutan yang terus bertambah luas /JAMBIAN.ID/KKI Warsi

JAMBIAN.ID - Meskipun aktivitas ekonomi telah menurunkan tutupan hutan, sebagian besar masyarakat adat binaan KKI Warsi telah menyumbang bertambahnya luas hutan di Jambi. Pertumbuhan luas hutan memang kecil, namun konsisten sejak 2020 lalu terus mengalami kenaikan.

Perhutanan sosial binaan KKI Warsi yang menyumbang bertambahnya luas hutan tersebar di beberapa kabupaten, seperti Sarolangun, Merangin, Bungo, Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat.

Berdasarkan analisis citra satelit di daerah dampingan Warsi, tutupan hutan terbukti mampu tumbuh. Dari 103,895 hektar daerah dampingan Warsi dengan skema Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat, baik yang di SK kan oleh bupati berupa Hutan Adat dan mendapat SK Perhutanan Sosial yang di SK kan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan pertumbuhan hutan yang semakin baik.

“Ada tren penumbuhan hutan di areal perhutanan sosial. Dan jumlahnya ini sejak tahun 2020 terus meningkat,” kata Senior Advisor KKI Warsi, Rudi Syaf saat kegiatan refleksi 50 tahun hutan Jambi, Kamis, 4 Desember 2024.

Ia merinci pertumbuhan hutan yang terjadi di areal PHBM pada tahun 2020 naik sebanyak 59.498 ha atau 57 persen dari areal PHBM. Kemudian pertumbuhannya terlihat di 2023 yang menjadi 72.784 hektar atau 70 persen.

Penumbuhan hutan di kawasan hutan yang dikelola oleh masyarakat juga menjadi penyumbang pertumbuhan hutan. Menurut data pada tahun 2020 total luasan hutan 882.271 hektar meningkat pada tahun 2021 menjadi 895.5670 hektar. Lalu pada tahun 2022 menjadi 912.947, tren positif ini masih belanjut hingga pada tahun 2023 menjadi 922.891 hektar.

“Dengan melihat angka-angka ini, terbukti bahwa hutan yang dikelola masyarakat mampu untuk bertumbuh dengan baik. Untuk itu, dukungan pada program perhutanan sosial ini, menjadi bagian penting dalam pemulihan hutan,” kata  Rudi Syaf.

Untuk itu, dukungan kegiatan program perhutanan sosial ini, harus lebih ditingkatkan. Sembari juga melakukan upaya untuk menuntaskan persoalan lingkungan lainnya.

“Meskipun ada laju penumbuhan hutan, upaya ini tidak cukup jika di sisi lain masih terus terjadi pembukaan lahan dan hutan. Karena itu, harus ditindak tegas untuk pihak-pihak yang melakukan tindakan ilegal yang berpotensi mengancam terjadinya bencana hidrologi,” katanya.

Data ada menunjukkan bahwa pengelolaan hutan yang dilakukan bersama masyarakat mampu memulihkan hutan yang mengalami degradasi. Ekologi yang lebih baik untuk menunjang hidup hari ini dan masa depan generasi berikutnya, masih mungkin untuk kita raih. ***

Editor: Suwandi Wendy


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah