Network
JAMBIAN.ID - Destinasi atau keragaman budaya yang membuat orang luar mengenal Jambi, ternyata bukan Gunung Kerinci. Tetapi keberadaan masyarakat adat Orang Rimba dan empat taman nasional yang termasuk terbesar di Indonesia.
Kebanyakan orang luar mengenal Jambi, tetapi hanya sekilas tidak mendalam dan bersifat terporer. Misalnya, daerah dengan kemacetan angkutan batubara, artinya baru heboh sekitar 5 tahun belakangan.
Selanjutnya, Jambi sering disebut sebagai daerah kebakaran hutan dan lahan (Karhulta) dan wisata kabut asap. Ingatan tentang Jambi terkait hal itu, hanya terjadi ketika terjadi kebakaran dan kabut asap, yang mengikuti siklus 4 tahunan yakni tahun 2015, tahun 2019 dan terakhir 2023.
Baca Juga: Taman Nasional Kerinci Seblat Ditetapkan sejak Zaman Belanda Terbesar di Pulau Sumatera
Begitu juga dengan Gunung Kerinci, meskipun keberadaan pos pendakian di Kresik Tuo, Kerinci kebanyakan orang luar atau pendaki masuk dari Sumatera Barat. Mereka turun dari Bandara Minangkabau Internasional Airport. Belakangan baru banyak yang masuk melalui bandara Sultan Thaha Jambi.
Dengan banyaknya orang luar yang hendak mendaki Gunung Kerinci, tetapi datang via Sumatera Barat, maka kebanyakan mereka menganggap Gunung Kerinci di Sumbar atau memang bagian dari Kabupaten Kerinci saja.
Namun banyak jurnal dan peneliti termasuk wisatawan minat khusus menyadari, jika Jambi memilik empat taman nasional yakni Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) dan Taman Nasional Berbak Sembilang (TNBS).
Kedalaman orang mengenal Jambi tidak hanya pada destinasi, melainkan pada keragaman hayati yang terkandung di dalam taman nasional. Termasuk keinginan mereka ingin menyelamatkan satwa dilindungi seperti harimau, orangutan, gajah, burung rangkong dan lainnya.
