Darah Pejuang Anies Diwariskan dari Sang Nenek, Hadang Kereta Belanda Demi Nasib Perempuan

- 7 Februari 2024, 07:05 WIB
Anies Baswedan.
Anies Baswedan. /YouTube Beritasatu/

JAMBIAN.ID - Bukan kaleng-kaleng, keluarga calon presiden (capres) Anies Baswedan rupanya pejuang sejak zaman Belanda. Nenek Anies, Barkah tidur di atas rel kereta untuk menghadang penjajah Belanda, agar perempuan lain dapat menyampaikan aspirasinya dalam kongres perempuan di Yogyakarta.

Kisah nenek Anies menghadang kereta Belanda senantiasa dituturkan Anies saat hari ibu, sebagai simbol perlawanan perempuan di zaman penjajahan. Nenek mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut, memang aktivis yang senantiasa melawan pemerintahan Belanda yang semena-mena.

Pergerakan nenek Barkah untuk melawan Belanda pada tahun 1928 lalu. Sang nenek merupakan seorang pegiat pergerakan perempuan sejak sebelum kemerdekaan.

Baca Juga: Pasca DKPP Putuskan KPU Langgar Aturan, Pencalonan Prabowo-Gibran Bisa Dibatalkan

"Setiap Hari Ibu diperingati maka selalu juga teringat pada Nenek. Barkah namanya. Lahir dan besar di Tegal, Jawa Tengah, seorang pegiat pergerakan perempuan sejak pra-kemerdekaan. Beliau adalah salah satu peserta Kongres Perempuan di Jogja, Desember 1928," kata Anies dalam akun pribadinya yang dikutip Jambian.ID, Rabu (7/2/2024).

Ia menceritakan kiprah nenek Barkah ketika ingin mengikuti Kongres perempuan di Yogyakarta dan kawan-kawannya. Namun ketika tiba di stasiun Tegal, mereka dihalau pasukan Belanda, agar mereka tak jadi mengkuti Kongres yang menentukan nasib perempuan.

Ketika dihadang pemerintahan Belanda yang menguasai Indonesia, nenek Barkah tak gentar, bahkan tindakannya membuat gempar. Pasalnya mereka tak pulang ke rumah ketika haknya direnggut kekuasaan, melainkan tidur di rel kereta, agar kereta Belanda tersebut tak dapat berangkat tanpa mereka di dalamnya.

"Nenek Barkah. Bersama kawan-kawan mereka melawan. Mereka menantang. Setelah berdebat dan tak juga tembus. Tahukah apa yang mereka lakukan? Para perempuan itu menuju ke depan lokomotif kereta yang sudah siap jalan. Mereka semua berbaring di atas rel kereta, berjejer para perempuan itu memaparkan badan," tulis Anies.

Baca Juga: Debat Pilpres Terakhir Memukau, 8 Mantan Kepala Daerah Ramai-Ramai Dukung AMIN

Dia menyebut nenek bersama kawan-kawan seperjuangannya rela berkorban nyawa untuk bisa memperjuangkan kesetaraan antara pria dan perempuan. Akhirnya, sang nenek berhasil berangkat kongres ke Yogyakarta.

Halaman:

Editor: Suwandi Wendy


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah