WALHI Jatim Dorong Rakyat Pilih dan Pilah Pemimpin dari Rekam Jejak agar Indonesia Pulih

- 6 Februari 2024, 19:27 WIB
Walhi Jatim saat melakukan diskusi transisi energi berkeadilan
Walhi Jatim saat melakukan diskusi transisi energi berkeadilan /JAMBIAN.ID/Dok Walhi Jatim

JAMBIAN.ID - Walhi Jawa Timir (Jatim) mendorong rakyat untuk memilih dan memilah pemimpin dari rekam jejak, keberpihakan dan komitmen yang sensitif terhadap penanganan krisis iklim. Pasalnya, Jawa Timur mengalami degradasi ekologis yang semakin mengkhawatirkan.

Dalam situasi krisi iklim ini kami mencatat secara manual dan kami validasi dengan data dari BNPB serta BPBD kabupaten/kota di Jawa Timur bahwa sepanjang tahun 2023 terdalat 165 kejadian bencana iklim, dengan rincian 41 kejadian banjir, 59 cuaca ekstrem, 27 karhutla, 10 tanah longsor dan 22 kejadian kekeringan. Korban diperkirakan mencapai kurang lebih dari 500 ribu jiwa penduduk, baik terdampak langsung maupun tidak langsung.

Krisis iklim telah berdampak pada produksi pangan yang kian menurun akibat gagal panen, maupun musim tanam yang mundur. Merujuk pada data BPS untuk satu jenis komoditas pangan yakni padi, terdapat penurunan yang signifikan, dari luas panen padi sekitar 1,68 juta hektare pada tahun 2023 mengalami penurunan sebanyak 7,65 ribu hektare atau 0,45 persen jika dibandingkan dengan luas panen padi pada tahun 2022 sebesar 1,69 juta hektare.

Baca Juga: Wakapolda Jambi: Polisi Harus Netral di Pemilu dan Berikan Rasa Aman Bagi Masyarakat

"Kami mengimbau seluruh warga Jawa Timur untuk menggunakan dengan baik hak pilihnya, melalui prinsip pilah, pilih dan pulih," kata Direktur ED WALHI Jatim, Wahyu Eka Styawan dalam siaran pers yang diterima Jambian.ID, Selasa (6/2/2024).

Ia mengatakan prinsip pilah, dengan memilah setiap calon dan partai yang akan dipilih melalui rekam jejaknya, keberpihakannya, visi dan misi, tentunya komitmen dalam membuat kebijakan yang sensitif iklim dan ekosistem, serta mengedepankan prinsip demokrasi, terbuka dan partisipatif, artinya tidak melanggar konstitusi dan nilai etika demokrasi.

Prinsip pilih, bersandar dengan bagaimana kita memilih dari sekian calon eksekutif maupun legislatif yang benar-benar berangkat dari kehendak rakyat bukan kehendak elite, tentu merujuk pada prinsip pilah tersebut. Terakhir, setelah semua terpenuhi maka prinsip pulih akan bergulir, di mana agenda pemulihan dalam hal ini pulihkan indonesia akan dapat dijalankan.

Produksi pangan yang semakin menurun juga tidak sekedar diakibatkan oleh faktor tunggal bernama krisis iklim. Tetapi juga dikarenakan salah urus tata ruang yang memantik penurunan luas areal pertanian.

Dalam sebuah riset dari Firmansyah Dkk (2021) berjudul Luas Pengendalian AlihF ungsi Lahan Sawah di Jawa Timur, didapatkan sebuah temuan bahwa telah terjadi penurunan lahan sawah seluas 650 ribu hektar lahan sawah, semula tahun 2013 seluas 7,75 juta hektar, lalu menjadi 7,1 juta hektar pada tahun  2018. Sayangnya data terbaru lagi-lagi sulit didapatkan karena minimnya dokumen terkait.

Baca Juga: Forum Cik Di Tiro Menetapkan Jokowi Sebagai Bapak Politik Dinasti Indonesia

Halaman:

Editor: Suwandi Wendy


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah