Orang tua Kiran yang berada di desa juga menuduhnya sebagai anak yang kebablasan karena telah berani melawan ulama, hingga puncaknya dirinya mendapatkan pelecahan seksual dari dosen pemimbinya sendiri serta teman kuliah yang dikenal alim dan taat beragama.
Merasa tak sanggup lagi, Kiran menggugat TuhanNya, merasa pengabdiannya justru dibalas dengan ujian yang teramat berat. Kiranpun menjadikan tubuhnya sebagai martir untuk mengungkap kemunafikan manusia yang sok suci.
Sejak saat itu, Kiran mengabdikan dirinya pada kegelapan dunia demi mengungkap manusia-manusia munafik yang banyak menipu umat dengan janji-janji palsunya, hingga membuat orang seperti ibunya jatuh kedalam kepercayaan buta.***