Organisasi Buruh Internasional Ingatkan Dampak AI Terhadap Hilangnya Lapangan Kerja di Indonesia

- 20 Juni 2024, 18:22 WIB
Celeste Drake, Deputi Direktur Jenderal ILO saat menyampaikan pandangan terkait kecerdasan buatan AI
Celeste Drake, Deputi Direktur Jenderal ILO saat menyampaikan pandangan terkait kecerdasan buatan AI /JAMBIAN.ID/ILO Jakarta

 

JAMBIAN.ID - Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengingatkan terkait bahaya kecerdasan buatan (AI) bagi lowongan kerja di Indonesia. Kendati kecerdasan buatan mempunyai potensi untuk meningkatkan produktivitas pekerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kecerdasan buatan atau AI dapat menimbulkan perpindahan pekerjaan dan memperburuk kesenjangan. Untuk membahas lebih jauh dampak kecerdasan buatan terhadap dunia kerja, ILO menyelenggarakan Forum Tingkat Tinggi bertajuk “Kecerdasan Buatan dan Implikasinya terhadap Pasar Kerja Indonesia”, pada 26 Juni di Jakarta.

Dengan mempertemukan para ahli yang beragam secara strategis untuk dialog pertama mengenai kecerdasan buatan dalam konteks kebutuhan, kesiapan dan tata kelola pasar kerja di Indonesia, Forum ILO ini berfungsi untuk merangsang refleksi yang tepat waktu mengenai situasi Indonesia saat ini dan langkah selanjutnya dalam perencanaan dan investasi ketenagakerjaan.

Baca Juga: Wapres Usul Bansos Dicabut jika Digunakan Judi Online, Menko Muhadjir Korban Judi Online Dikasih Bansos

Forum ini memberikan arahan awal tentang tujuan yang harus diambil, dan cara terbaik untuk mencapainya guna memanfaatkan keuntungan pasar kerja, tanpa meninggalkan siapa pun. Indonesia merupakan pasar potensial yang terbesar di kawasan ini untuk investasi pengembangan kecerdasan buatan, dengan potensi yang signifkan untuk memacu dan mewujudkan pasar kerja yang lebih adil yang dapat memperoleh manfaat dari kecerdasan buatan, sekaligus memitigasi risiko apa pun.

Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menggarisbawahi komitmen Pemerintah Indonesia untuk mempersiapkan masa depan kecerdasan buatan dalam perekonomian Indonesia. “Kami telah meluncurkan Strategi Nasional Pembangunan Ekonomi Digital Indonesia 2030 sebagai negara yang melaksanakan transformasi digital yang membantu meningkatkan lanskap ekonomi, melindungi talenta digital, menciptakan lapangan kerja dan memastikan langkah kita mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” kata Airlangga dalam rilis yang diterima Jambian.ID, Jumat 20 Juni 2024.

Studi global ILO, Kecerdasan Buatan Generatif dan Pekerjaan: Analisis global mengenai dampak potensial terhadap kuantitas dan kualitas pekerjaan, mengungkapkan bahwa kecerdasan buatan lebih cenderung menambah bukan menghancurkan pekerjaan dengan mengotomatisasi beberapa tugas dibandingkan mengambil alih suatu peran secara keseluruhan. Karenanya, dampak terbesar dari teknologi ini bukan pada hilangnya lapangan kerja, melainkan potensi perubahan pada kualitas pekerjaan, termasuk intensitas dan otonomi kerja.

Studi ini menemukan bahwa dampak yang potensial dari kecerdasan buatan generatif kemungkinan besar akan berbeda secara signifikan bagi laki-laki dan perempuan, dengan lebih dari dua kali lipat jumlah pekerja perempuan yang berpotensi terkena dampak otomatisasi. Hal ini disebabkan oleh keterwakilan perempuan yang berlebihan dalam pekerjaan administrasi, terutama di negara-negara berpendapatan tinggi dan menengah.

“ILO melakukan investasi yang signifikan dalam memperluas penelitian terdepan kami mengenai kecerdasan buatan. Untuk meningkatkan visibilitas pekerjaan kami dan melibatkan konstituen dan pihak lain, kami akan meluncurkan Observatorium Kecerdasan Buatan dan Pekerjaan dalam Ekonomi Digital yang baru pada awal September,” kata Celeste Drake, Deputi Direktur Jenderal ILO.

Halaman:

Editor: Suwandi Wendy


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah