JAMBIAN.ID - Merupakan film bergenre horor yang mengangkat cerita urban legend, 'Paku Tanah Jawa' terus menambah jumlah penontonnya hingga hari ke-8 tayang di bioskop. Berapakah total penonton yang berhasil dikumpulkan hingga hari ini?
Dilansir dari instagram official @pakutanahjawa pada keterangan caption unggahan yang dibagikan hari ini, Jumat 14 Juni 2024, bahwa saat ini Paku Tanah Jawa telah berhasil meraih jumlah penonton sebanyak 357.415++ orang.
"ADA APA DENGAN JALU?. 350 ribu orang lebih sudah melihatnya! Sekarang giliran kamu yang membuktikannya sendiri. PAKU TANAH JAWA sedang tayang. Cocok untuk ditonton di suasana liburan bersama keluarga." tulis @pakutanahjawa (14/6/2024).
Baca Juga: 'Ipar adalah Maut' Resmi Mulai Ramaikan Bioskop Hari Ini
Dibintangi oleh aktor dan aktris yaitu Masayu Anastasia, Gisellma Firmansyah, Wafda Saifan, Wanda Hamidah, Ismi Melinda, Pritt Timothy, Rendra Bagus Pamungkas, Landung Simatupang, Badriyah Afiff, Beddu, MK K-Clique, dan Hasif Upin.
Sinopsis
Di tengah keelokan Gunung Tidar, Jawa, terukir kisah tragis seorang pesinden bernama Handini (Masayu Anastasia). Terjebak dalam lilitan ekonomi dan ambisi, Handini nekat menggadaikan jiwanya kepada Kanjeng Semanu, pemimpin sekte sesat. Demi kelancaran sanggarnya, Handini rela bersekutu dengan kekuatan gaib, mentransformasikan dirinya menjadi titisan ular yang mengerikan.
Keputusan fatal Handini membawa petaka bagi dirinya dan orang-orang di sekitarnya. Demi memuaskan hasratnya akan kekayaan, Handini menumbalkan banyak pria, termasuk teman dekatnya sendiri. Keadaan semakin mencekam saat Ningrum (Gisellma Firmansyah), putri Handini, harus menanggung akibat dari perbuatan sang ibu.
Ningrum hidup dalam stigma negatif dan dihantui teror ghaib. Kehidupannya semakin kacau saat Jalu (Wafda Saifan), lelaki yang diam-diam ia cintai, terjerumus menjadi tumbal pesugihan berikutnya. Di tengah keputusasaan, Ningrum mencari pertolongan seorang Kyai dan mendapatkan tombak sakti untuk melawan kekuatan jahat.
Film "Paku Tanah Jawa" tidak hanya menyajikan teror menegangkan, tetapi juga mengangkat isu pesugihan dan dampak destruktifnya. Pergulatan antara kebaikan dan kejahatan menjadi inti cerita, di mana Ningrum harus melawan rasa takut dan keraguannya untuk menyelamatkan diri dan orang-orang terkasih.